Menu
Sunday, 22 January 2017
Idris Indonesia Lore: 'Nasehat yang Tidak Diberikan'
Di sisi lain dunia, Churn telah mengambil alih sebuah kota dan memaksa orang-orang pergi ke gurun sekitarnya...
Zaman dahulu, orang-orang gurun belajar memanaskan kristal pasir merah muda, biru, dan putih di padang pasir untuk membuat kaca, dan dari itu mereka menciptakan sebuah kota yang begitu kuat, berkilau dan indah bahkan Seraphim (salah satu malaikat dalam kitab suci Yahudi) mencuri perhatian.
Adagio tidak seperti saudari-saudari nya, berurusan dengan serikat umat manusia-mengapa harus dia, saat makhluk konyol (manusia) mati hanya dalam sekejap? - tetapi dia setuju dan menyukai pergi ke Kota Kaca dan tidak akan membiarkan melihatnya dihancurkan. Terbang di atas reruntuhan kaca, dia melihat percikan kilat di dalam kegelapan, asap berbau minyak naik dari nafas monster api - manusia menyebut mereka seperti itu, meskipun Adagio tahu bahwa binatang Churn bagian alami dari siklus tak berujung di dunia, dimana pemusnahan dan pertumbuhan akan kembali.
Dia mendarat dengan jarak yang aman di salah satu bukit kristal yang hancur itu memberi nama gurun nya: Shimmer (berkilau).
~
Idris meninggalkan tenda kulit-kambingnya saat fajar dengan senjata-senjata yang terikat dipunggungnya, menyipitkan mata ke matahari yang terbit. Dia berhenti saat melihat warna hijau di pasir: Daun kecil keluar menembus, bercabang dan membentang keluar seperti yang dia saksikan. Sebelumnya, pertumbuhan tanaman secara spontan di tengah-tengah Shimmer akan sangat mengherankan; sekarang dia mendesah dengan rasa takut dan berbalik menghadap kota. Di setengah jam berjalan kaki, asap mencekik dan tanaman merambat merosot jauh dari gerbang yang sedikit indah, Di sebuah gundukan tinggi di bagian luar kota, dia melihat Jin dengan sayap biru.
Dia berkedip-kedip untuk menghilangkan ilusi, kemudian berbalik. Di Shimmer, orang-orang tahu dengan baik bahaya fatamorgana; sesekali pikiran akan mulai menipu dirinya sendiri, harapan untuk alasan telah hilang.
Bergerak di antara tenda dan sisa api tadi pagi, dia menghirup aroma roti yang baru dan teh yang mendidih. Dia menyelinap ke bawah anak kambing yang telah melompat diatas meriam, kemudian mengingat para tetua dengan hidung digosok dan berita suram: tumbuhan di pasir berarti mereka punya beberapa hari untuk kembali di garis pertahanan.
Di tanah tak bertuan yang berlumuran darah antara tenda dan kota, dia pergi untuk bekerja menyeret binatang Churn yang telah berjalan terlalu dekat di malam hari; teror baru tumbuh dari tulang. Hewan buas datang bergelombang setiap malam, meludah, mengertakkan gigi mereka, mencabuk dengan cakar atau tentakel, meraung atau berdenguk, bahkan sesekali menjadi lebih besar, dengan kelonggaran yang sedikit sekali bagi para pejuang. Ini telah menjadi kehidupan sehari-hari. Segala hal yang Idris sudah pelajari dari tombak dan chakram dimanfaatkan dengan baik.
Sekali lagi dia menatap ke arah bukit pasir. Manusia bersayap biru langit tidak menghilang.
Idris menutup matanya, membayangkan gundukan di mana Jin berdiri di pikirannya, dan berkehendak untuk kesana.
~
Adagio tidak mengingat kapan terakhir kali dia terkejut, tetapi sayap biru nya merenggang terkejut ketika prajurit gurun muncul di hadapannya.
"Selamat datang, Jin," kata Idris dengan nada lembut. "Jika anda datang untuk bergabung dengan kami dalam perang kami, maka anda di sambut dalam api saya."
"Mengagumkan," kata Adagio, meskipun nada suaranya riang seolah-olah setiap saat dia bisa menguap. "Aku tidak tahu sihir itu dibudidayakan di Shimmer."
"Aku tidak akrab dengan sihir," kata Idris. "Kepunyaanku adalah kemampuan dari alam."
"Jika demikian, maka semua orang akan mendapatkannya," kata Adagio.
"Seorang pria tanpa kenal takut mencapai tujuannya saat dia memilih untuk pergi."
"Mungkin umat manusia harus lebih takut, tidak lebih." Dengan sebuah jentikan jari ramping, Adagio menunjukkan kota yang hancur.
"Orang-orang hidup dalam ketakutan sekarang," kata Idris, suaranya lembut. "Jika cerita itu benar, maka munculnya kengerian dari Sumur Fabled adalah kegagalan dari nenek moyang anda, untuk Seraphim dan Elder Dragon telah menciptakan sumur kekuasaan untuk mengontrol pelepasan energi mereka."
"Alam tidak dapat dikendalikan selamanya. Ini akan menghancurkan dan telah hidup lebih lama dari kita semua," kata Adagio.
Idris mengangguk. "Para astronom telah mengklaim bahwa lampu di surga telah berpihak untuk menciptakan Syzygy yang akan mendatangkan malapetaka dalam sumur kekuasaan, tapi itu sudah begitu lama dan tidak ada yang mempercayai mereka. Setahun lalu, binatang-binatang Churn keluar dari sumur dan mendorong kami keluar dari Kota Kaca. Setiap hari kami berjuang, dan setiap hari kami di pukul mundur lebih jauh. Sebagian besar pengungsi bahkan tidak pernah memerah susu seekor kambing, apalagi untuk mengangkat tombak... tetapi mereka yang tidak melarikan diri, dan tidak mati, itu yang paling buruk."
"Tepat, itu memang teror," desah Adagio. "Apa yang tidak dibunuh Churn, itu di telan."
"Katakan apa yang bisa dilakukan,"kata Idris.
"Tidak ada yang harus dilakukan kecuali menyelamatkan diri sendiri. Dalam beberapa tahun, semua yang kamu lihat di segala arah akan menjadi hewan predator hutan dan makhluk yang agak menakutkan. Ini bukan pertama kalinya Churn menghancurkan sebuah peradaban yang sangat dekat dengan pengetahuan yang luar biasa." Adagio tertawa. "Kamu mengingatkan ku pada saudari-saudari ku, Rana dan Ayah (Ayah di sini bukan Bapak tetapi nama dari saudari nya). Mereka mempertanyakan derajat ku. Aku diberi tugas oleh mereka, sebagai insinyur muda yang menjanjikan, untuk menulis sebuah buku. Mungkin beberapa makhluk masa depan akan menemukannya diantara reruntuhan kota dan memulai melawan penghancuran mereka."
"Ada sebuah buku yang dapat menyelamatkan kita?"
"Peradaban lain telah berjuang kembali melawan Churn, untuk sementara waktu, dengan teknologi." Adagio menatap ke kota lagi, mengerutkan hidung tajamnya ke kabut Churn yang telah membuntuti pada angin pagi yang hangat."Tapi Rana dan Ayah gagal, karena semua spesies mu, ketika mereka menjadi serakah dengan pengetahuan mereka, dan sekarang..." Dia melambaikan tangan yang menghina ke arah parit pelindung. "...itu bisa diperbaiki."
"Aku akan mengambilnya."
Ekspresi Adagio, untuk sejenak, melunak. "Apa yang tidak dibunuh Churn. Itu ditelan,"dia mengatakan lagi.
"Terima kasih atas saran anda, Jin." Idris mengambil chakram ke dalam kepalan tangannya dan melihat kembali lagi. Dia menarik nafas ke perutnya dan mengeluarkan nya perlahan, mengalir tipis.
"Aku tidak memberikan..." Tapi sebelum Adagio bisa menyelesaikan apa yang dipikirkannya, tanah di bawah Idris hancur dan pasir pusar naik secara spektakulel.Kemudian pemuda itu pergi dari bukit pasir, dan Adagio hanya bisa menjaganya, kedua lengan disilangkan, menggelengkan kepalanya. "Sekali atau lebih,"gumamnya, "seorang manusia biasa melemparkan bayangan yang menarik."
Original story here Vainglorygame.
Original story here Vainglorygame.
Lihat juga Lore Idris: Part II.
Lihat juga Lore Idris: Part III.
Semua Lore

1 comment:
AGEN BOLA
www.indomaxis.com
www.bioskopkita21.com
Post a Comment